Jumat, 27 April 2012

Tugas Kelima




MEDIA KOMUNIKASI
Media komunikasi ialah perantara dalam penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikate yang bertujuan untuk efisiensi penyebaran informasi atau pesan tersebut. Sedangkan fungsi media komunikasi yang berteknologi tinggi ialah sebagai berikut (Burgon & Huffner, 2002);
  1. Efisiensi penyebaran informasi; dengan adanya media komunikasi terlebih yang hi-tech akan lebih membuat penyebaran informasi menjadi efisien. Efisiensi yang dimaksudkan di sini ialah penghematan dalam biaya, tenaga, pemikiran dan waktu. Misalnya, kita memberikan ucapan selamat hari raya Idul Fitri atau Natal cukup melalui SMS, MMS, e-mail, mailist dan media canggih lainnya. Hal ini lebih disukai karena nilai praktisnya jika dibandingkan dengan mengirimkan kartu lebaran atau kartu Natal dengan waktu yang lebih lama. Namun apakah cukup efektif?
  2. Memperkuat eksistensi informasi; dengan adanya media komunikasi yang hi-tech, kita dapat membuat informasi atau pesan lebih kuat berkesan terhadap audience/ komunikate. Suatu contoh, dosen yang mengajar dengan multimedia akan lebih efektif berkesan daripada dosen yang mengajar secara konvensional.
  3. Mendidik/ mengarahkan/ persuasi; media komunikasi yang berteknologi tinggi dapat lebih menarik audience. Sebagaimana kita pelajari pada bab sebelumnya tentang komunikasi persuasi maka hal yang menarik tentunya mempermudah komunikator dalam mempersuasi, mendidik dan mengarahkan karena adanya efek emosi positif.
  4. Menghibur/ entertain/ joyfull; media komunikasi berteknologi tinggi tentunya lebih menyenangkan (bagi yang familiar) dan dapat memberikan hiburan tersendiri bagi audience. Bahkan jika komunikasi itu bersifat hi-tech maka nilai jualnya pun akan semakin tinggi. Misalnya, presentasi seorang marketing akan lebih mempunyai nilai jual yang tinggi jika menggunakan media komunikasi hi-tech daripada presentasi yang hanya sekedar menggunakan metode konvensional.
  5. Kontrol sosial; media komunikasi yang berteknologi tinggi akan lebih mempunyai fungsi pengawasan terhadap kebijakan sosial. Seperti misalnya, informasi yang disampaikan melalui TV dan internet akan lebih mempunyai kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah sehingga pemerintah menjadi cepat tanggap terhadap dampak kebijakan tersebut.
FENOMENA MEDIA KOMUNIKASI DAN
PENDEKATAN TEORI KOMUNIKASI

Pangkal masalah dengan kehadiran media komunikasi adalah bagaimana aktivitas komunikasi sosial tidak lagi dilakukan secara personal (tatap muka) akan tetapi dilakukan dengan mempergunakan media komunikasi sebagai alat mentransmisikan pesan pesan komunikasi baik bersifat personal, antara personal maupun massa.
Dengan demikian dalam ranah komunikasi, dalam pendekatan transmisional Shannon Weaver dan Melvin De Fleur , untuk menelaah sejauhmana efektivitas kedua pendekatan tersebut dapat menjembatani aktivitas komunikasi sosial di era new media .
Teori Shannon pada dasarnya adalah pendekatan teknis matematis terhadap proses komunikasi. Shannon menggambarkan komunikasi dalam perspektif matematis bagaimana sebuah pesan mampu terkirimkan dari komunikator kepada komunikan. Sistem komunikasi yang ditawarkan dianalogikan sebagai sebuah mesin, di mana komunikasi manusia dianggap bekerja dengan cara yang sama. Sedangkan, Warren Weaver (1949) menjelaskan proses komunikasi dengan asumsi bahwa ide yang ada di dalam benak komunikator (source) pada mulanya diubah menjadi seperangkat kode tertentu (decode). Ide ini diubah menjadi seperangkat sinyal (signal) yang dikirim melalui pengirim sinyal (transmiter). Sinyal tersebut bisa berupa suara melalui mulut kita, tulisan melalui surat, pesan singkat melalui SMS, atau teks berita yang dituliskan pada surat kabar.
Dengan demikian , melalui pendekatan Shannon Weaver , keberadaan media komunikasi merupakan aplikasi teknologi informasi yang masuk kedalam kehidupan manusia yang kemungkinan besar merupakan hasil perkembangan pemikiran mereka.
Kembali pada paparan keberadaan media komunikasi , dimana secara tidak disadari aktivitas sosial individu sangat tergantung kepada keberadaan beragam bentuk maupun jenis media komunikasitersebut .Contohnya dalam fenomena sehari-hari , interaksi antar individu sudah makin menipis , masing-masing individu asyik dengan perangkat gadgetnya. Dalam skala prioritas prilakupun bergeser, seseorang bisa gelisah dan merasa tak nyaman hanya karena BlackBerry atau Ipadnya ketinggalan . Fenomena tersebut, menunjukkan bahwa kehadiran perangkat media komunikasi membuat ketergantungan individu semakin tinggi .
Pengejawantahan ketergantungan individu terhadap perangkat new media melalui pendekatan teori komunikasi adalah teori ketergantungan media (Dependency Theory) yang diperkenalkan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur yang menyatakan bahwa ketergantungan seseorang pada suatu media adalah untuk memenuhi kebutuhannya.Besarnya ketergantungan seseorang pada media ditentukan dari dua hal, yaitu :
Ø  Pertama, individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit. Misalnya : ketergantungan yang tinggi para pebisnis maupun individu yang tingkat mobilitasnya tinggi cenderung sangat bergantung kepada keberadaan perangkat digital media (BlackBerry, Internet& Ipad dll).
Ø  Kedua, persentase ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu. Misalnya : saat negara dalam kondisi tidak stabil, dimana informasi menjadi suatu hal yang penting, maka individu akan mencari informasi yang mudah dan cepat
Sumber referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar