MEDIA KOMUNIKASI
Media komunikasi
ialah perantara dalam penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikate
yang bertujuan untuk efisiensi penyebaran informasi atau pesan tersebut.
Sedangkan fungsi media komunikasi yang berteknologi tinggi ialah sebagai
berikut (Burgon & Huffner, 2002);
- Efisiensi penyebaran informasi; dengan adanya media
komunikasi terlebih yang hi-tech akan lebih membuat penyebaran informasi
menjadi efisien. Efisiensi yang dimaksudkan di sini ialah penghematan dalam
biaya, tenaga, pemikiran dan waktu. Misalnya, kita memberikan ucapan
selamat hari raya Idul Fitri atau Natal cukup melalui SMS, MMS, e-mail,
mailist dan media canggih lainnya. Hal ini lebih disukai karena nilai
praktisnya jika dibandingkan dengan mengirimkan kartu lebaran atau kartu
Natal dengan waktu yang lebih lama. Namun apakah cukup efektif?
- Memperkuat eksistensi informasi; dengan adanya media
komunikasi yang hi-tech, kita dapat membuat informasi atau pesan lebih
kuat berkesan terhadap audience/ komunikate. Suatu contoh, dosen yang
mengajar dengan multimedia akan lebih efektif berkesan daripada dosen yang
mengajar secara konvensional.
- Mendidik/ mengarahkan/ persuasi; media komunikasi yang
berteknologi tinggi dapat lebih menarik audience. Sebagaimana kita
pelajari pada bab sebelumnya tentang komunikasi persuasi maka hal yang
menarik tentunya mempermudah komunikator dalam mempersuasi, mendidik dan
mengarahkan karena adanya efek emosi positif.
- Menghibur/ entertain/ joyfull; media komunikasi
berteknologi tinggi tentunya lebih menyenangkan (bagi yang familiar) dan
dapat memberikan hiburan tersendiri bagi audience. Bahkan jika komunikasi
itu bersifat hi-tech maka nilai jualnya pun akan semakin tinggi. Misalnya,
presentasi seorang marketing akan lebih mempunyai nilai jual yang tinggi
jika menggunakan media komunikasi hi-tech daripada presentasi yang hanya
sekedar menggunakan metode konvensional.
- Kontrol sosial; media komunikasi yang berteknologi
tinggi akan lebih mempunyai fungsi pengawasan terhadap kebijakan sosial.
Seperti misalnya, informasi yang disampaikan melalui TV dan internet akan
lebih mempunyai kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah sehingga
pemerintah menjadi cepat tanggap terhadap dampak kebijakan tersebut.
FENOMENA MEDIA
KOMUNIKASI DAN
PENDEKATAN TEORI
KOMUNIKASI
Pangkal
masalah dengan kehadiran media komunikasi adalah bagaimana aktivitas komunikasi
sosial tidak lagi dilakukan secara personal (tatap muka) akan tetapi dilakukan
dengan mempergunakan media komunikasi sebagai alat mentransmisikan pesan pesan
komunikasi baik bersifat personal, antara personal maupun massa.
Dengan demikian dalam
ranah komunikasi, dalam pendekatan transmisional Shannon Weaver dan Melvin
De Fleur , untuk menelaah sejauhmana efektivitas kedua pendekatan
tersebut dapat menjembatani aktivitas komunikasi sosial di era new media .
Teori Shannon pada dasarnya adalah
pendekatan teknis matematis terhadap proses komunikasi. Shannon menggambarkan komunikasi dalam perspektif matematis
bagaimana sebuah pesan mampu terkirimkan dari komunikator kepada komunikan.
Sistem komunikasi yang ditawarkan dianalogikan sebagai sebuah mesin, di mana
komunikasi manusia dianggap bekerja dengan cara yang sama. Sedangkan, Warren Weaver (1949) menjelaskan
proses komunikasi dengan asumsi bahwa ide yang ada di dalam benak komunikator (source) pada mulanya diubah menjadi
seperangkat kode tertentu (decode).
Ide ini diubah menjadi seperangkat sinyal (signal) yang dikirim melalui pengirim sinyal (transmiter).
Sinyal tersebut bisa berupa suara melalui mulut kita, tulisan melalui surat,
pesan singkat melalui SMS, atau teks berita yang dituliskan pada surat kabar.
Dengan demikian ,
melalui pendekatan Shannon Weaver ,
keberadaan media komunikasi merupakan
aplikasi teknologi informasi yang masuk kedalam kehidupan manusia yang
kemungkinan besar merupakan hasil perkembangan pemikiran mereka.
Kembali pada paparan
keberadaan media komunikasi ,
dimana secara tidak disadari aktivitas sosial individu sangat tergantung kepada
keberadaan beragam bentuk maupun jenis media komunikasitersebut .Contohnya
dalam fenomena sehari-hari , interaksi antar individu sudah makin menipis ,
masing-masing individu asyik dengan perangkat gadgetnya. Dalam skala prioritas prilakupun bergeser, seseorang
bisa gelisah dan merasa tak nyaman hanya karena BlackBerry atau Ipadnya ketinggalan . Fenomena tersebut,
menunjukkan bahwa kehadiran perangkat media komunikasi membuat ketergantungan
individu semakin tinggi .
Pengejawantahan
ketergantungan individu terhadap perangkat new media melalui pendekatan teori komunikasi adalah teori
ketergantungan media (Dependency
Theory) yang diperkenalkan oleh Sandra
Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur
yang menyatakan bahwa ketergantungan seseorang pada suatu media adalah
untuk memenuhi kebutuhannya.Besarnya ketergantungan seseorang pada media
ditentukan dari dua hal, yaitu :
Ø Pertama, individu akan
condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak
dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit. Misalnya : ketergantungan
yang tinggi para pebisnis maupun individu yang tingkat mobilitasnya tinggi
cenderung sangat bergantung kepada keberadaan perangkat digital media (BlackBerry, Internet& Ipad dll).
Ø Kedua, persentase
ketergantungan juga ditentukan oleh stabilitas sosial saat itu. Misalnya : saat
negara dalam kondisi tidak stabil, dimana informasi menjadi suatu hal yang penting,
maka individu akan mencari informasi yang mudah dan cepat
Sumber referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar